Ulos atau lazim disebut sebagai kain selendang sudah menjadi bagian masyarakat Batak Tapanuli sejak abad ke-14. Ulos biasa dikenakan sebagai pakaian resmi para raja dan tokoh adat atau biasa dipakai pada acara ritual masyarakat Batak. Selain nilai estetika, sehelai ulos juga sarat nilai seni, sejarah, religi, dan budaya. Tiap motif, pilihan warna, jenis, hingga cara pemakaian dan pemberian ulos, semua punya makna tersendiri. Ulos memiliki makna kehidupan dan merepresentasikan semesta alam. Ulos juga simbol restu, kasih sayang, dan persatuan. Festival ini juga suatu upaya mengembalikan aspek simbolik dan sakral dari ulos dalam ritus hidup orang Batak melalui penggalian nilai budaya serta upaya edukasi dan sosialisasi. Festival ini juga membangun kapasitas penenun, secara pribadi maupun komunitas, untuk menciptakan ekosistem tenun mereka sendiri. Adapun rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan dalam Festival ini di antaranya Festival Tenun, Festival Ulos, Pesta Matumona, Pemilihan Putra/i Pariwisataserta Gowes de Sibandang II.