Festival Pesona Pohon Cinta (FPPC) merupakan agenda tahunan yang dilakukan sejak tahun 2017. Sayangnya, pandemi COVID-19 mengakibatkan dua tahun agenda ini tidak dilaksanakan pada tahun 2020 dan 2021, sehingga baru kembali digelar pada tahun 2022 dan 2023. Filosofi Pohon Cinta ialah ungkapan kecintaan masyarakat untuk mencintai pohon, khususnya mangrove yang tumbuh di sekitar objek wisata ini.

FPPC merupakan bentuk ekspresi identitas masyarakat bersama Pemerintah Daerah yang ditujukan untuk mengedukasi, menghibur, serta melestarikan melalui pertunjukan dan mengartikulasikan warisan budaya, serta komunitas ekonomi kreatif. Selain itu, FPPC juga menjadi ajang mempromosikan investasi, pemberdayaan masyarakat, perekonomian, dan kearifan lokal yang menonjolkan adat istiadat/tradisi serta kuliner. Berbagai kegiatan akan digelar pada event ini, seperti cipta tari dan lagu, pergelaran adat istiadat multi etnis, kreativitas dan demonstrasi pengolahan kuliner, karnaval, bazar UMKM, talkshow Ekraf, dan penampilkan musik modern akan dikemas dengan nuansa “Duwo” atau sejenis ikan.

Pesisir Pantai Pohon Cinta adalah lokasi tempat berkumpulnya perahu nelayan setelah memanen jenis ikan duwo, yaitu ikan yang hanya ada di setiap “Pate Lo Hulalo” (akhir bulan di langit atau bulan gelap). Ikan ini awalnya dikelola secara tradisional, baik cara menangkap dan memasaknya. Namun, telah mengalami pergeseran karena perkembangan teknologi dan informasi. Akibatnya, generasi saat ini tidak mengenal lagi tradisi pengolahan ikan duwo. Lebih khusus Pohuwato, jenis pengolahan yang harus digali tradisinya adalah pembuatan “Jepa lo Duwo” menggunakan “Tombe”, yaitu sebuah alat masak yang berbahan baku tanah liat.