Apa kamu pernah mendengar atau bahkan melihat secara langsung kapal pinisi yang berlayar di tengah laut? Nah, kemegahan bentuk kapal pinisi merupakan salah satu kearifan lokal Nusantara, tepatnya Suku Bugis dan Suku Makassar di Sulawesi Selatan.
Kapal pinisi tidak hanya menjadi warisan lokal Nusantara yang masih digunakan saat ini saja. Lebih dari itu, pinisi juga menjadi salah satu jenis kapal yang telah mendunia berkat ketangguhan dan kegagahannya saat mengarungi lautan.
Dulunya, kapal pinisi biasanya digunakan untuk kebutuhan perdagangan antar pulau. Namun begitu, kapal pinisi saat ini juga banyak digunakan untuk kebutuhan pariwisata yang memberikan pengalaman berbeda kepada wisatawan.
Fakta Menarik Kapal Pinisi
Sudah ada sejak abad ke-14 di perairan Nusantara dan menjadi kapal legendaris, berikut ini sejumlah fakta menarik mengenai kapal pinisi:
1. Tradisi nenek moyang Sulawesi Selatan berumur ratusan tahun
Kapal pinisi sudah lama dikenal sebagai salah satu ikon kebanggan masyarakat Sulawesi Selatan. Diketahui, kapal ini sudah mulai dikenal sejak abad ke-14 seiring dengan ditemukannya catatan tentang kapal pinisi di dalam naskah lontar La Galigo.
Dulunya, kapal pinisi sering digunakan oleh para pelaut Konjo, Bugis, dan juga Mandar untuk kebutuhan mengangkut barang. Bentuknya yang khas membuat kapal jenis ini sangat mudah dikenali di wilayah perairan.
Biasanya, kapal pinisi dilengkapi dengan 7-8 layar, serta 2 tiang utama yang terdapat pada bagian depan dan belakang kapal. Kapal pinisi juga mempunyai bobot sangat berat hampir 1000 ton masing-masing unit.
2. Kapal pinisi menggunakan bahan baku kayu
Berbeda dengan kapal modern pada umumnya, kapal pinisi menggunakan kayu sebagai material utama. Penggunaan kayu itu pula yang menjadikan kapal pinisi mempunyai ciri khas tersendiri.
Adapun jenis kayu yang biasa digunakan sebagai material utama pada kapal pinisi antara lain kayu jati, kayu bitti, kayu besi, dan juga kayu kandole/punaga. Uniknya, kayu yang digunakan untuk membentuk bagian kapal tidak menggunakan paku atau lem sebagai perekatnya, melainkan dengan pasak.
Pasak kayu untuk merekatkan bagian kapal juga biasanya berasal dari sisa potongan-potongan kayu. Oleh karena itu, penggunaan kayu pada kapal pinisi terlihat begitu dominan tanpa menyisakan banyak bagian yang terbuang.
3. Prosesi pembuatan kapal pinisi
Keunikan lainnya dari kapal pinisi terletak pada proses pembuatannya yang menggunakan cara-cara tradisional. Terlebih, pembuatan kapal pinisi juga tidak bisa sembarang dilakukan sebab ada prosesi yang perlu dilakukan.
Ada tiga tahapan penting yang perlu dilakukan yaitu penentuan hari baik untuk mencari kayu, kemudian proses menebang, mengeringkan, dan memotong kayu, hingga yang terakhir peluncuran kapal pinisi ke laut.
4. Warisan budaya takbenda UNESCO
Bagi masyarakat Bulukumba khususnya, kapal pinisi adalah sebuah kebanggaan. Kapal pinisi merupakan warisan budaya nenek moyang bernilai tinggi yang masih eksis hingga saat ini dan telah dikenal dunia.
Salah satunya adalah pengakuan dari organisasi dunia, United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization atau UNESCO. Pada tahun 2017, kapal pinisi resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia Takbenda oleh UNESCO dan menjadi bukti kuat pengakuan kapal pinisi di dunia internasional.
Tak hanya diakui sebagai bagian dari sejarah dan istiadat masyarakat Sulawesi Selatan, kapal pinisi juga menjadi simbol dari teknik perkapalan tradisional negara kepulauan. Ketangguhannya pun membuat kapal pinisi berkontribusi dalam banyak lalu lintas perdagangan di jalur pelayaran internasional.
Pesona warisan budaya Sulawesi Selatan di Festival Pinisi
Kemegahan kapal pinisi tidak hanya bisa nikmati secara langsung saat berlayar di tengah laut. Kamu juga bisa datang secara langsung ke Festival Pinisi XIV 2024 pada tanggal 6-8 September di Pantai Merpati, Bulukumba.
Event daerah Sulawesi Selatan yang masuk ke dalam 110 Karisma Event Nusantara (KEN) itu menjadi ajang untuk mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif masyarakat untuk menggerakkan perekonomian lokal.
Adapun sejumlah kegiatan yang berlangsung selama penyelenggaraan Festival Pinisi antara lain Sailing Pinisi, Pabbettaeng Lopi, Bira Run, Pinisi Road Bike, dan Senandung Kopi Kahayya, Ritual Adat Andingingi, Karnaval Budaya dan tari tradisional, Expo UMKM, fashion show, serta penanaman bibit pohon bitti, mangrove, dan aksi bersih-bersih pantai.
Nah, menarik banget, kan? Supaya nggak ketinggalan event TOP KEN seru lainnya, intip juga akun media sosial Karisma Event Nusantara di Instagram: @karismeventnusantara, TikTok: @karismaeventnusantara, dan Facebook Karisma Event Nusantara untuk informasi event paling update di daerahmu!
Yuk, ajak sahabat dan keluarga liburan #DiIndonesiaAja. Nikmati dan saksikan berbagai macam keunikan budaya serta keindahan alam sambil ikut memajukan ekonomi lokal lewat berbagai event Indonesia yang menarik!